Indonesia merupakan sebuah Negara yang
kaya sekali
akan tradisi dan kebudayaannya. Sebagian tradisi sudah banyak yang
dikenal luas
bahkan sampai ke taraf internasional, tetapi sebagian lagi sudah mulai
luntur
atau bahkan telah dilupakan sama sekali. Lunturnya tradisi dan
kebudayaan ini
merupakan salah satu dari dampak arus globalisasi dan moderenisasi yang
tengah
berlangsung pada saat ini, selain itu rasa kurang peduli akan kebudayaan
dan tradisi asli indonesia ini mempercepat hilanngnya berbagai aset
milik bangsa ini. Pada kesempatan kali ini akan dibahas satu seni
tradisi Indonesia yang keberadaannya lambat laun mulai terlupakan. Seni
tradisi
yang dipilih adalah pagelaran wayang kulit jawa.
PERUTNJUKAN WAYANG KULIT
Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang
berkembang khususnya di daerah Jawa. Cerita yang diangkat untuk melakonkan
wayang kulit biasanya berasal dari kisah Ramayana dan Mahabrata yang telah
banyak diketahui masyarakat dan telah melegenda. Pagelaran wayang kulit
biasanya dilangsungkan semalam suntuk dan dengan jalan cerita yang panjang
untuk menghibur penontonnya. Selain sebagai sarana hiburan, pertunjukan atau
pagelaran wayang kulit juga digunakan sebagai sarana dakwah, pendidikan, dan
juga pemahaman filsafat. Selain itu, wayang kulit juga merupakan salah satu
bagian penting dari upacara-upacara adat seperti upacara bersih desa, ngruwat dan
lain-lain. Untuk mementaskan pertunjukan wayang kulit secara lengkap dibutuhkan
kurang lebih sebanyak delapan belas orang pendukung. Satu orang sebagai dalang,
dua orang sebagai waranggana, dan lima belas orang sebagai penabuh gamelan
merangkap wiraswara. Saat ini wayang kulit sudah banyak dikenal dunia
internasional sebagai karya seni yang berasal dari Indonesia. Tetapi pada
prakteknya saat ini wayang kulit sudah jarang diminati oleh masyarakat
khususnya kalangan anak muda.
PERTUNJUKAN WAYANG KULIT SEBAGAI TRADISI
Tradisi dapat diartikan sebagai sesuatu yang
dilakukan secara berulang dan menjadi suatu kebiasaan. Wayang kulit dapat disebut
sebagai tradisi karena wayang kulit merupakan sebuah seni yang pada eranya dahulu
merupakan sebuah kesenian dan hiburan yang wajib diadakan pada saat acara pesta
perkawinan atau khitanan oleh masyarakat jawa. Setiap acara pesta, sang empunya
acara akan rela merogoh kantongnya demi dapat mendatangkan satu grup wayang
kulit beserta perangkatnya, padahal untuk menyewa atau menampilkan pertunjukan
wayang kulit ini dibutuhkan biaya yang tidak murah. Tetapi hal ini tidak
menjadi masalah dan hambatan mengingat dulu masyarakat jawa menganggap pertunjukan
wayang kulit sebagai suatu prestige dan juga sebagai sesuatu yang wajib
ditampilkan di acara pesta pernikahan atau khtanan bagi anak mereka untuk
menjadi hiburan bagi para tamu undangan. Tapi itu dulu, saat ini acara pesta
hajatan lebih banyak diisi dengan pertunjukan organ tunggal dan mendatangkan penyanyi dangdut. Hal
ini disebabkan oleh pola pikir masyarakat Indonesia pada zaman modern ini yang
ingin serba praktis. Kebutuhan yekonomi yang cukup tinggi pada saat ini juga
menjadi bahan pertimbangan mereka untuk menampilkan pertunjukan wayang. Untuk menyewa
dan menampilkan rombongan wayang, tuan rumah acara harus menyediakan tempat
yang luas dan juga mengeluarkan jumlah uang yang lebih banyak karena anggota
grup wayang yang mencapai belasan bahkan puluhan orang.
FAKTOR MELUNTURNYA TRADISI PERTUNJUKAN WAYANG KULIT
Banyak faktor dan penyebab kesenian wayang kulit saat
ini sudah jarang diminati, diantaranya adalah:
•Moderenisai
Arus moderenisasi saat ini membuat mobilitas
masyarakat Indonesia menjadi tinggi dan berpikir serba praktis. Pada umumnya
pagelaran wayang kulit diadakan semalam suntuk minimal tujuh jam. Jika dibandingkan
dengan tuntutan aktifitas masyarakat pada era modern ini, menonton pagelaran wayang
selama tujuh jam merupakan sesuatu yang melelahkan dan dianggap sebagai sesuatu
yang sangat menyita waktu. Saat ini orang akan lebih menghargai waktu luang
mereka untuk beristirahat karena sebagian besar waktu mereka dipergunakan untuk
bekerja dan beraktifitas. Berbeda dengan zaman dulu saat masyarakat Indonesia masih
banyak bermata pencaharian sebagi petani atau wiraswasta. Saat mereka telat
untuk berladang atau saat mereka malas untuk berdagang tidak ada yang mengawasi
dan menuntut untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Beda dengan keadaan
sekarang, saat ini sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di suatu lembaga,
instansi ataupun perusahaan yang mengharuskan mereka bekerja sesuai dengan
kontrak yang telah disepakati, jika hal ini tidak dipenuhi mereka bisa saja
kehilangan pekerjaan dan tidak bisa menghidupi keluarganya.
•Pergeseran
Budaya
Saat ini pergeseran budaya tengah terjadi pada bangsa
Indonesia. Kebudayaan dan tradisi bukan lagi dianggap sebagai sesuatu yang utama
untuk dipikirkan dan dianggap sebagai sesuatu yang kurang penting. Padahal
kebudayaan dan tradisi merupakan salah satu faktor terbentuknya identitas suatu
bangsa. Selain hal tersebut wawasan tentang nusantara yang dimiliki oleh
penduduk Indonesia masih sangat minim, sehingga banyak yang tidak mengetahui
bahwa sebenarnya kebudayaan dan tradisi merupakan harta bangsa yang tercipta
ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu dan perlu dilestarikan serta dijaga
keberadaannya agar tetap diakui. Jika semua orang sadar akan pentingnya tradisi
dan kebudayaan, lunturnya pertunjukan wayang dan juga seni tradisi Indonesia yang
lainnya tidak perlu terjadi.
•Pengaruh
dari Luar
Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini
membuat pertukaran informasi dari berbagai belahan bumi mudah sekali terjadi.
Kebudayaan barat yang dianggap sebagai kebudayaan modern saat ini juga sudah
banyak masuk ke indonesia. Pengaruh budaya asing ini tidak semuanya baik, tidak
sedikit yang melanggar norma-norma kebudayaan dan tradisi yang berkembang di Indonesia.
Sayangnya, banyak masyarakat Indonesia khususnya kalangan muda yag menganggap
kebudayaan barat ini sebagai sesuatu yang lebih unggul jika dibandingkan dengan
kebudayaan tradisional Indonesia. Anak muda pada saat ini lebih suka menonton
film dari luar negeri di bioskop dari pada harus menonton pertunjukan tradisional
asal indonnesia seperti pertunjukan wayang kulit yang dianggap sebagai sesuatu
yang kuno dan ketinggalan zaman.
•Faktor
Ekonomi
dalang wayang kulit |
Globalisasi
yang tengah terjadi saat ini menciptakan iklim industri maju dan membuat orientasi berpikir orang-orang menjadi
konsumtif dan matrealis. Semua dilakukan demi mendapatkan uang. Hal ini juga dialami oleh para dalang yang merupakan
penggerak utama dari pagelaran wayang. Saat ini frekuensi permintaan
pertunjukan wayang merosot sangat rendah dan membuat para dalang dan pekerja
seni rombongan wayang menjadi sangat resah akan masa depan mereka. Dulu saat
pertunjukan wayang kulit masih banyak diminati para dalang bekerja tidak hanya
semata karena bayaran dan uang yang akan mereka terima, melainkan dengan
membawa misi kebudayaan dan juga pesan moral yang ingin disampaikan. Tetapi
dengan keadaan perekonomian yang sulit saat ini membuat uang menjadi tujuan
utama yang dicari saat mereka melaksanakan pertunjukan. Faktor ini merupakan
salah satu faktor pendorong terbesar atas merosotnya minat masyarakat untuk
bergelut di bidang pewayangan, khususnya sebagai dalang. Saat ini regenerasi
dalang sulit sekali untuk ditemui, anak muda zaman sekarang lebih senang
belajar bermain piano, biola, ballet atau kesenian lainnya yang dianggap lebih
modern dan menjanjikan prospek bagi ekonomi mereka kedepannya.
•Pergeseran
Fungsi
Dengan seiring kurang diminatinya pagelaran wayang
kulit saat ini fungsi dari wayang kulit sendiri sedikit berubah. Dahulu wayang
digunakan sebagai media untuk melakoknkan sebuah tokoh dalam pertunjukkan,
tetapi sekarang wayang kulit lebih banyak banyak dilihat sebagai sebuah benda
seni bukan lagi sebagai satu kesatuan seni yang dimainkan oleh banyak orang
dengan diiringi perangkat gamelan. Di masyarakat modern wayang kulit saat ini
sudah banyak dijadikan sebagai penghias dinding rumah mereka sebagai symbol dari
kebudayaan dan tradisi yang pernah berkembang.
wayang sebagai hiasan dinding |
UPAYA PELESTARIAN
Dengan faktor-faktor pendukung melunturnya seni
tradisi pagelaran wayang yang telah diuraikan di atas ada beberapa upaya yang
dapat dilakukan untuk pelestarian seni tradisi ini, upaya tersebut antara lain
adalah sebagai berikut
•Wawasan Nusantara
Jika seseorang telah mengerti dan memahami tentang wawasan nusantara, maka dia akan mengerti akan pentingnya kebudayaan dan segala sesuatu yang dimiliki oleh bangsanya. Seseorang yang memiliki wawasan nusantara akan peka terhadap pelestarian alam dan budaya negrinya. Maka dari itu pemahaman tentang wawasan nusantara ini dirasa sangat penting agar seni budaya dan tradisi Indonesia tetap terjaga.
•Wawasan Nusantara
Jika seseorang telah mengerti dan memahami tentang wawasan nusantara, maka dia akan mengerti akan pentingnya kebudayaan dan segala sesuatu yang dimiliki oleh bangsanya. Seseorang yang memiliki wawasan nusantara akan peka terhadap pelestarian alam dan budaya negrinya. Maka dari itu pemahaman tentang wawasan nusantara ini dirasa sangat penting agar seni budaya dan tradisi Indonesia tetap terjaga.
•Sosialisasi
di Sekolah
Pengenalan dan sosilaisasi disekolah tidak harus
dengan memasukkan kurikulum khusus tentang pewayangan Indonesia, tetapi pengetahuan
tentang kesenian wayang ini dapat dimasukkan saat mata pelajaran kesenian. Guru
dapat memperkenalkan seni wayang ini tidak hanya dengan metode teoritis, untuk
lebih menarik lebih baik digunakan alat peraga dengan menggunakan wayang kulit
untuk memperkenalkan dan mendeskripsikannya agar informasi yang disampaikan
saat pelajaran lebih menarik. Selain itu cara lain yang dapat membuat siswa
lebih antusias adalah dengan mengajak mereka ke museum wayang yang menyimpan
berbagai informasi dan sejarah tentang kesenian wayang. Belajar diluar kelas
biasanya membuat sisawa lebih antusias dan tidak bosan dalam menyerap ilmu yang
diberikan.
•Membuat
Kompetisi
Dengan adanya kompetisi otomatis akan ada banyak
orang yang merasa tertantang dan ingin mencoba menaklukan kompetisi tersebut.
Kompetisi di bidang pewayangan akan menarik lebih banyak peminat dalam
mempelajari wayang dan akan membantu pelestarian dari pertunjukan wayang kulit
itu sendiri. Dengan banyaknya kompetisi yang digelar juga menandakan bahwa
kesenian wayang kulit ini masih eksis dan di akui setidaknya oleh bangsa Indonesia
sendiri.
•Pengemasan
Secara Modern
Mulai dilupakannya wayang saat ini karena saat ini
wayang dianggap sebagai sesuatu yang kuno. Maka dari itu untuk menarik minat
khususnya kalangan muda yang akan meneruskan kesenian ini dibutuhkan pengemasan
dan inovasi secara modern. Pengemasan modern ini dapat dengan cara pengurangan
durasi pertunjukkan yang biasanya dilaksanakan pada malam hari dan selama
semalam suntuk. Untuk menarik minat anak muda mungkin durasi yang disajikan
harus lebih diperpendek tetapi tetap dengan tidak mengurangi esensi dari tema
cerita pertunjukan wayang itu sendiri. Selain itu cerita yang diangkat bisa
lebih beragam dan juga dibawakan dengan gaya yang lebih masa kini. Cerita Ramayana
dan Mahabrata saat ini sudah tidak mampu menarik minat orang-orang untuk
menonton pertunjukan wayang karena sebagian besar orang sudah tahu tentang
jalan cerita pewayangan dengan tema cerita ini. Pertunjukan wayang juga dapat
diselipkan pada pentas-pentas seni modern disekolah, sebagai media pengenalan
saja terlebih dahulu, jika kalangan muda sudah mulai tertarik baru dapat
dikembangkan pengenalan lebih mendalam tentang pertunjukkan wayang kulit dan
fungsinya di masyarakat. Dengan hal-hal seperti ini diharapkan pagelaran wayang
kulit khususnya di daerah jawa tidk lagi
dianggap sebagai sesuatu yang kuno dan ketinggalan zaman. Pagelaran seni tradisi
wayang kulit adalah milik bangsa Indonesia dan harus dijaga dan dilestarikan
bersama pula agar keberadaannya masih dapat dinikmati oleh anak cucu kita
kelak. Kesadaran seperti ini harus dimiliki seluruh masyarakat Indonesia agar
identitas bangsa kita tetap terjaga dan diakui dunia internasional.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !