Headlines News :
Home » » Pertunjukan Wayang Tradisi Adat Jawa

Pertunjukan Wayang Tradisi Adat Jawa

Written By DEGHEL GRAPHIC on Kamis, 23 Agustus 2012 | 11.25

Indonesia merupakan sebuah Negara yang kaya sekali akan tradisi dan kebudayaannya. Sebagian tradisi sudah banyak yang dikenal luas bahkan sampai ke taraf internasional, tetapi sebagian lagi sudah mulai luntur atau bahkan telah dilupakan sama sekali. Lunturnya tradisi dan kebudayaan ini merupakan salah satu dari dampak arus globalisasi dan moderenisasi yang tengah berlangsung pada saat ini, selain itu rasa kurang peduli akan kebudayaan dan tradisi asli indonesia ini mempercepat hilanngnya berbagai aset milik bangsa ini. Pada kesempatan kali ini akan dibahas satu seni tradisi Indonesia yang keberadaannya lambat laun mulai terlupakan. Seni tradisi yang dipilih adalah pagelaran wayang kulit jawa. 

PERUTNJUKAN WAYANG KULIT
Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang berkembang khususnya di daerah Jawa. Cerita yang diangkat untuk melakonkan wayang kulit biasanya berasal dari kisah Ramayana dan Mahabrata yang telah banyak diketahui masyarakat dan telah melegenda. Pagelaran wayang kulit biasanya dilangsungkan semalam suntuk dan dengan jalan cerita yang panjang untuk menghibur penontonnya. Selain sebagai sarana hiburan, pertunjukan atau pagelaran wayang kulit juga digunakan sebagai sarana dakwah, pendidikan, dan juga pemahaman filsafat. Selain itu, wayang kulit juga merupakan salah satu bagian penting dari upacara-upacara adat seperti upacara bersih desa, ngruwat dan lain-lain. Untuk mementaskan pertunjukan wayang kulit secara lengkap dibutuhkan kurang lebih sebanyak delapan belas orang pendukung. Satu orang sebagai dalang, dua orang sebagai waranggana, dan lima belas orang sebagai penabuh gamelan merangkap wiraswara. Saat ini wayang kulit sudah banyak dikenal dunia internasional sebagai karya seni yang berasal dari Indonesia. Tetapi pada prakteknya saat ini wayang kulit sudah jarang diminati oleh masyarakat khususnya kalangan anak muda.

PERTUNJUKAN WAYANG KULIT SEBAGAI TRADISI
Tradisi dapat diartikan sebagai sesuatu yang dilakukan secara berulang dan menjadi suatu kebiasaan. Wayang kulit dapat disebut sebagai tradisi karena wayang kulit merupakan sebuah seni yang pada eranya dahulu merupakan sebuah kesenian dan hiburan yang wajib diadakan pada saat acara pesta perkawinan atau khitanan oleh masyarakat jawa. Setiap acara pesta, sang empunya acara akan rela merogoh kantongnya demi dapat mendatangkan satu grup wayang kulit beserta perangkatnya, padahal untuk menyewa atau menampilkan pertunjukan wayang kulit ini dibutuhkan biaya yang tidak murah. Tetapi hal ini tidak menjadi masalah dan hambatan mengingat dulu masyarakat jawa menganggap pertunjukan wayang kulit sebagai suatu prestige dan juga sebagai sesuatu yang wajib ditampilkan di acara pesta pernikahan atau khtanan bagi anak mereka untuk menjadi hiburan bagi para tamu undangan. Tapi itu dulu, saat ini acara pesta hajatan lebih banyak diisi dengan pertunjukan organ  tunggal dan mendatangkan penyanyi dangdut. Hal ini disebabkan oleh pola pikir masyarakat Indonesia pada zaman modern ini yang ingin serba praktis. Kebutuhan yekonomi yang cukup tinggi pada saat ini juga menjadi bahan pertimbangan mereka untuk menampilkan pertunjukan wayang. Untuk menyewa dan menampilkan rombongan wayang, tuan rumah acara harus menyediakan tempat yang luas dan juga mengeluarkan jumlah uang yang lebih banyak karena anggota grup wayang yang mencapai belasan bahkan puluhan orang. 

FAKTOR MELUNTURNYA TRADISI PERTUNJUKAN WAYANG KULIT
Banyak faktor dan penyebab kesenian wayang kulit saat ini sudah jarang diminati, diantaranya adalah:
•Moderenisai
Arus moderenisasi saat ini membuat mobilitas masyarakat Indonesia menjadi tinggi dan berpikir serba praktis. Pada umumnya pagelaran wayang kulit diadakan semalam suntuk minimal tujuh jam. Jika dibandingkan dengan tuntutan aktifitas masyarakat pada era modern ini, menonton pagelaran wayang selama tujuh jam merupakan sesuatu yang melelahkan dan dianggap sebagai sesuatu yang sangat menyita waktu. Saat ini orang akan lebih menghargai waktu luang mereka untuk beristirahat karena sebagian besar waktu mereka dipergunakan untuk bekerja dan beraktifitas. Berbeda dengan zaman dulu saat masyarakat Indonesia masih banyak bermata pencaharian sebagi petani atau wiraswasta. Saat mereka telat untuk berladang atau saat mereka malas untuk berdagang tidak ada yang mengawasi dan menuntut untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Beda dengan keadaan sekarang, saat ini sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di suatu lembaga, instansi ataupun perusahaan yang mengharuskan mereka bekerja sesuai dengan kontrak yang telah disepakati, jika hal ini tidak dipenuhi mereka bisa saja kehilangan pekerjaan dan tidak bisa menghidupi keluarganya.

•Pergeseran Budaya
Saat ini pergeseran budaya tengah terjadi pada bangsa Indonesia. Kebudayaan dan tradisi bukan lagi dianggap sebagai sesuatu yang utama untuk dipikirkan dan dianggap sebagai sesuatu yang kurang penting. Padahal kebudayaan dan tradisi merupakan salah satu faktor terbentuknya identitas suatu bangsa. Selain hal tersebut wawasan tentang nusantara yang dimiliki oleh penduduk Indonesia masih sangat minim, sehingga banyak yang tidak mengetahui bahwa sebenarnya kebudayaan dan tradisi merupakan harta bangsa yang tercipta ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu dan perlu dilestarikan serta dijaga keberadaannya agar tetap diakui. Jika semua orang sadar akan pentingnya tradisi dan kebudayaan, lunturnya pertunjukan wayang dan juga seni tradisi Indonesia yang lainnya tidak perlu terjadi.

•Pengaruh dari Luar
Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini membuat pertukaran informasi dari berbagai belahan bumi mudah sekali terjadi. Kebudayaan barat yang dianggap sebagai kebudayaan modern saat ini juga sudah banyak masuk ke indonesia. Pengaruh budaya asing ini tidak semuanya baik, tidak sedikit yang melanggar norma-norma kebudayaan dan tradisi yang berkembang di Indonesia. Sayangnya, banyak masyarakat Indonesia khususnya kalangan muda yag menganggap kebudayaan barat ini sebagai sesuatu yang lebih unggul jika dibandingkan dengan kebudayaan tradisional Indonesia. Anak muda pada saat ini lebih suka menonton film dari luar negeri di bioskop dari pada harus menonton pertunjukan tradisional asal indonnesia seperti pertunjukan wayang kulit yang dianggap sebagai sesuatu yang kuno dan ketinggalan zaman.

•Faktor Ekonomi
dalang wayang kulit
Globalisasi yang tengah terjadi saat ini menciptakan iklim industri maju dan membuat  orientasi berpikir orang-orang menjadi konsumtif dan matrealis. Semua dilakukan demi mendapatkan uang. Hal ini juga dialami oleh para dalang yang merupakan penggerak utama dari pagelaran wayang. Saat ini frekuensi permintaan pertunjukan wayang merosot sangat rendah dan membuat para dalang dan pekerja seni rombongan wayang menjadi sangat resah akan masa depan mereka. Dulu saat pertunjukan wayang kulit masih banyak diminati para dalang bekerja tidak hanya semata karena bayaran dan uang yang akan mereka terima, melainkan dengan membawa misi kebudayaan dan juga pesan moral yang ingin disampaikan. Tetapi dengan keadaan perekonomian yang sulit saat ini membuat uang menjadi tujuan utama yang dicari saat mereka melaksanakan pertunjukan. Faktor ini merupakan salah satu faktor pendorong terbesar atas merosotnya minat masyarakat untuk bergelut di bidang pewayangan, khususnya sebagai dalang. Saat ini regenerasi dalang sulit sekali untuk ditemui, anak muda zaman sekarang lebih senang belajar bermain piano, biola, ballet atau kesenian lainnya yang dianggap lebih modern dan menjanjikan prospek bagi ekonomi mereka kedepannya.

•Pergeseran Fungsi
Dengan seiring kurang diminatinya pagelaran wayang kulit saat ini fungsi dari wayang kulit sendiri sedikit berubah. Dahulu wayang digunakan sebagai media untuk melakoknkan sebuah tokoh dalam pertunjukkan, tetapi sekarang wayang kulit lebih banyak banyak dilihat sebagai sebuah benda seni bukan lagi sebagai satu kesatuan seni yang dimainkan oleh banyak orang dengan diiringi perangkat gamelan. Di masyarakat modern wayang kulit saat ini sudah banyak dijadikan sebagai penghias dinding rumah mereka sebagai symbol dari kebudayaan dan tradisi yang pernah berkembang.
wayang sebagai hiasan dinding

UPAYA PELESTARIAN
Dengan faktor-faktor pendukung melunturnya seni tradisi pagelaran wayang yang telah diuraikan di atas ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk pelestarian seni tradisi ini, upaya tersebut antara lain adalah sebagai berikut
Wawasan Nusantara
Jika seseorang telah mengerti dan memahami tentang wawasan nusantara, maka dia akan mengerti akan pentingnya kebudayaan dan segala sesuatu yang dimiliki oleh bangsanya. Seseorang yang memiliki wawasan nusantara akan peka terhadap pelestarian alam dan budaya negrinya. Maka dari itu pemahaman tentang wawasan nusantara ini dirasa sangat penting agar seni budaya dan tradisi Indonesia tetap terjaga.
•Sosialisasi di Sekolah
Pengenalan dan sosilaisasi disekolah tidak harus dengan memasukkan kurikulum khusus tentang pewayangan Indonesia, tetapi pengetahuan tentang kesenian wayang ini dapat dimasukkan saat mata pelajaran kesenian. Guru dapat memperkenalkan seni wayang ini tidak hanya dengan metode teoritis, untuk lebih menarik lebih baik digunakan alat peraga dengan menggunakan wayang kulit untuk memperkenalkan dan mendeskripsikannya agar informasi yang disampaikan saat pelajaran lebih menarik. Selain itu cara lain yang dapat membuat siswa lebih antusias adalah dengan mengajak mereka ke museum wayang yang menyimpan berbagai informasi dan sejarah tentang kesenian wayang. Belajar diluar kelas biasanya membuat sisawa lebih antusias dan tidak bosan dalam menyerap ilmu yang diberikan.

•Membuat Kompetisi
Dengan adanya kompetisi otomatis akan ada banyak orang yang merasa tertantang dan ingin mencoba menaklukan kompetisi tersebut. Kompetisi di bidang pewayangan akan menarik lebih banyak peminat dalam mempelajari wayang dan akan membantu pelestarian dari pertunjukan wayang kulit itu sendiri. Dengan banyaknya kompetisi yang digelar juga menandakan bahwa kesenian wayang kulit ini masih eksis dan di akui setidaknya oleh bangsa Indonesia sendiri.

•Pengemasan Secara Modern
Mulai dilupakannya wayang saat ini karena saat ini wayang dianggap sebagai sesuatu yang kuno. Maka dari itu untuk menarik minat khususnya kalangan muda yang akan meneruskan kesenian ini dibutuhkan pengemasan dan inovasi secara modern. Pengemasan modern ini dapat dengan cara pengurangan durasi pertunjukkan yang biasanya dilaksanakan pada malam hari dan selama semalam suntuk. Untuk menarik minat anak muda mungkin durasi yang disajikan harus lebih diperpendek tetapi tetap dengan tidak mengurangi esensi dari tema cerita pertunjukan wayang itu sendiri. Selain itu cerita yang diangkat bisa lebih beragam dan juga dibawakan dengan gaya yang lebih masa kini. Cerita Ramayana dan Mahabrata saat ini sudah tidak mampu menarik minat orang-orang untuk menonton pertunjukan wayang karena sebagian besar orang sudah tahu tentang jalan cerita pewayangan dengan tema cerita ini. Pertunjukan wayang juga dapat diselipkan pada pentas-pentas seni modern disekolah, sebagai media pengenalan saja terlebih dahulu, jika kalangan muda sudah mulai tertarik baru dapat dikembangkan pengenalan lebih mendalam tentang pertunjukkan wayang kulit dan fungsinya di masyarakat. Dengan hal-hal seperti ini diharapkan pagelaran wayang kulit khususnya di daerah jawa  tidk lagi dianggap sebagai sesuatu yang kuno dan ketinggalan zaman. Pagelaran seni tradisi wayang kulit adalah milik bangsa Indonesia dan harus dijaga dan dilestarikan bersama pula agar keberadaannya masih dapat dinikmati oleh anak cucu kita kelak. Kesadaran seperti ini harus dimiliki seluruh masyarakat Indonesia agar identitas bangsa kita tetap terjaga dan diakui dunia internasional.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !


The Widgipedia gallery
requires Adobe Flash
Player 7 or higher.

To view it, click here
to get the latest
Adobe Flash Player.
 
Support : Graviz79 | Melayu Tolen | Underground
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. APA AJA - All Rights Reserved
Belanja Online Toko Ziyah Butik Zyhan Busana Muslim